Masihkah kita teringat saat kita berada di dunia si kecil? ketika petama kali orangtua menanyakan cita-cita kalau besar nanti. Beragam jawaban keluar dari pikiran polos. Ingin cepat besar, ingin seperti ayah, ingin bisa terbang dan lain-lain. Coba kita tanyakan si kecil yang berusia 6 tahun dengan pertanyaan yang sama. Jawaban mereka akan berbeda, saya ingin sekolah, saya ingin mainan mobil-mobilan, dan lain-lain.
Dengan pertanyaan yang sama kita ajukan pada seorang siswa sekolah dasar kelas I, mereka mungkin menjawab, saya ingin menjadi juara kelas, saya ingin segera sekolah di SMP, bahkan mungkin saja di antara mereka ada yang menjawab, saya ingin jadi doketer, saya ingin jadi guru dan sebagainnya.
Ketika kita dihadapkan pertanyaan mengenai cita-cita, tujuan, dan keingan kita, jawaban selalu berubah sesuai dengan usia, perkembangan kedewasaan, dan pengetahuan. Benar atau tidaknya fakta ini, yang jelas saya pribadi pernah mengalami hal serupa. Mereka yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi, mereka yang berkeinginan memiliki sebuah mobil mewah, atau mereka yang ingin memiliki sebuah apartemen tentu bukan tanpa alasan. Sebagai makhluk sosial, mempunyai cita-cita dan keinginan yang tinggi tentu saja adalah hal yang
sangat wajar, tetapi terkadang keinginan tersebut dipengaruhi oleh pemikiran orang lain dan lingkungan luar sehingga tak sadar bahwa kita secara tidak langsung telah "terhipnotis" tujuan orang lain, dengan kata lain, ingin seperti mereka.
Lalu apa hubungannya dengan blogging?
Banyak orang berpendirian kuat dan tidak terpengaruh oleh tekanan luar, mereka sepertinya tenang-tenang saja, tetapi terkadang terlalu cuek dan menutupi diri dari pendapat luar, sehingga sadar atau tidak sering kali mereka tidak memperhatikan pendapat dan pemikiran dari luar untuk dirinya. Sebaliknya, di antara mereka ada yang sering terpengaruh oleh bisikan luar sekalipun hanya sekedar hembusan angin sepoi-sepoi, akibatnya mereka terlalu berhati-hati untuk membuat keputusan sehingga.
Memiliki pendirian dan percaya diri yang tinggi bukan berarti harus menutup diri dan peduli terhadap koreksi, pendapat, dan kritik yang datang dari luar, namun tempatkanlah diri kita secara bijak dan proporsional. (koreksi saya jika salah..!)
Seorang blogger, tak terkecuali senior atau newbie akan berusaha menyajikan artikel inik khas mereka sendiri dengan tujuan dan target yang beragam. Mungkin saja artikel yang ditulis melalui blog mereka bertujuan untuk mendapatkan pengasilan (bisnis), hiburan, untuk pelajaran, atau hanya sekedar hoby dan sharing informasi tanpa ada embel-embel bisnis atau mungkin diantara blogger hanya ingin tampil popular di dunia maya agar tidak bergelar kuper dan gaptek.
Perbedaan tujuan tersebut dapat dipastikan akan berakibat terhadap metode pengurusan, optimasi dan teknik penyajian konten. Seorang blogger yang bertujuan bisnis mungkin akan lebih memfokuskan metode SEO dan kerabatnya, tetapi lain halnya seorang blogger yang hanya sekedar berbagi informasi atau hanya sekedar iseng, mereka mungkin akan lebih menitikberatkan terhadap tatabahasa dan cara mengemas sebuah artikel agar lebih mudah dipahami, enak dibaca, dan bermanfaat bagi publik.
Apapun tujuan seorang blogger, dan apapun latar belakangnya, tidak sedikit mereka terhipnotis oleh pemikiran dan harapan orang lain melalui komentar, chatting, email, atau tulisan blogger lain pasa saat
blogwalking sehingga lupa dan mengabaikan tujuan semula, akibatnya mereka sangat kesulitan untuk menulis artikel karena terlalu berhati-hati bahkan setiap artikel baru yang diposting tidak lagi mencerminkan jati dirinya tetapi sebuah karya untuk memuaskan pihak yang bersangkutan. Biasanya mereka akan menulis sesuai permintaan luar dan karena beragamnnya pemikiran yang berasal dari luar terebut, maka beragam pula topik artikel yang dipublikasikan. Hal ini tentu saja tidak bisa disamakan dengan seorang blogger yang memang sejak awal membangun sebuah blog dengan topik yang beragam.
Di sini saya tidak akan menilai bagus tidaknya type blogger seperti ini tetapi maksud tulisan ini :
- Sekedar mengingatkan bahwa kita tidak bisa memuaskan semua pihak.
- Jangan sampai pendapat luar membuat kita down dan tidak bersemangat untuk berkarya melalui blog.
- Hiraukan saja kritik dan komentar yang kira-kira dapat membingungkan atau mempersulit kita saat menulis sebuah artikel.
- Katakan sejujurnya apa yang kita mampu dan jangan sok tahu untuk menutupi kekurangan dan kelemahan. Ingat semua orang memiliki kelemahan. Seorang dokter belum tentu tahu mengenai pestisida tanaman, seorang philosop belum tentu mahir membuat masakan enak, seorang master PHP belum tentu paham elektonik dan electric, begitulah manusia selalu mempunyai titik kelemahan dan sangat tidak wajar apabila seorang blogger menyombongkan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya, padahal di sisi lain pasti memiliki kelemahan.
- Apabila kita mendapat sebuah email atau komentar yang kurang sedap, anggaplah itu sebuah tambahan ilmu dan informasi. Jangan ditanggapi terlalu serius sehingga menyebabkan kita terlalu berhati-hati untuk mempublikasikan karya dan ide kita melalui artikel.
OK ..Keep blogging,...!
Jangan biarkan komentar dan email mempengaruhi semangat ngeblog kita. Tulis terus artikel unik karya Anda sendiri, biarkan pembaca dapat menikmati karya Anda, kenapa?..silahkan jawab sendiri, yang jelas blog yang kita bangun adalah blog kita sendiri, jangan biarkan orang lain merusaknya dan tanyakan pada diri kita, siapa sebenarnya yang paling peduli terhadap blog yang kita bangun dengan cucuran keringat? Jadikan blog lain sebagai salah satu input dan referensi saja untuk perbaikan blog kita dan jalinlah persahabatan positif antar blogger karena mustahil kita sukses tanpa dukungan dan motivasi mereka.
Artikel ini saya tulis, karena ada teman saya yang berhenti menulis artikel karena takut salah. Kejadian ini diawali oleh sebuah komentar anonymous yang berisi kritikan pedas dengan bahasa yang kurang ber-etika dan sedikit menyalahkan.