Untuk dapat memahami cara kerja sebuah rangkaian elektronika, terlebih dahulu harus mengerti teori-teori dasar elektronika termasuk pemahaman simbol komponen, karakteristik dan cara kerja komponen elektronika, notasi penulisan (kode singkatan), pemahaman arus, tahanan, tegangan, dan daya listrik.
Untuk memahami arus listrik, tahanan, dan tegangan, dapat kita analogikan pada sebuah sungai berbatu. Hulu atau mata air adalah sumber tegangan listrik, air yang mengalir adalah arus listrik, batu-batu yang menghalangi aliran air adalah tahanan, dan perbedaan ketinggian sumber air dan tempat tujuan air adalah besar tegangan atau beda potensial. Makin tinggi letak sumber air maka akan makin deras arus air yang mengalir, makin besar batu yang menghadang maka air yang mengalir akan makin sedikit.
- Pengertian Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik akibat dari pergerakan elektron-elektron yang mengalir melalui suatu titik dalam rangkaian listrik tiap satuan waktu. Satuan arus listrik adalah Coulomb/detik atau Ampere. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahanan listrik adalah Ampere Meter (Clamp Ampere).I = Q/t
I : Arus listrik dalam Ampere (A)
Q : Muatan listrik dalam Coulomb
t : Waktu dalam detik - Pengertian Tahanan
Tahanan/ hambatan adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik dengan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian itu. Satuan tahanan adalah Ohm. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahanan adalah Ohm Meter.
R = V / I
R : Tahanan dalam Ohm
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere - Pengertian Tegangan
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, makin tinggi perbedaan potensial maka akan makin besar tegangan listrik, demikian juga sebaliknya. Satuan tegangan listrik adalah Volt (V).Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah Volt Meter.
V = I x R
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere
R : Resistansi (hambatan) dalam Ohm - Hukum Ohm
Besarnya arus listrik yang mengalir pada sebuah konduktor (penghantar) akan berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Jika sebuah benda penghantar mempunyai resistansi yang tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya, maka dalam kondisi ini berlaku hukum Ohm..
Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827 (Wikipedia)
V = I x R
V : Tegangan Listrik dalam Volt
I : Arus Listrik dalam Ampere
R : Tahanan (Resistansi) dalam Ohm - Hukum Kirchoff
- Suatu aliran arus listrik dalam rangkaian tertutup berlaku persamaan berikut: "Jumlah Aljabar dari hasil kali-hasil kali kekuatan arus dan tahanan di setiap bagian adalah sama dengan jumlah Aljabar dari gaya-gaya gerak listriknya".
- Jika berbagai arus listrik bertepatan di suatu titik, maka jumlah Aljabar dari kekuatan arus-arus tersebut adalah 0 (nol) di titik pertepatan tadi.
- Besar Arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan jumlah arus listrik yang keluar dari titik percabangan
E1 = V1 + V2 + V3
E1 - V1 - V2 -V3 = 0
E1 - (V1 + V2 + V3) = 0
E1 : Tegangan sumber dalam Volt (V)
V1, V2, V3 : Tegangan di masing-masik resistor
I = I1 + I2 + I3
I - I1 - I2 - I3 = 0
I - (I1 + I2 + I3) = 0
I : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere
Ia + Ib + Ic = I1 + I2 + I3
Ia + Ib + Ic -I - I1 - I2 - I3 = 0
Ia + Ib + Ic - (I1 + I2 + I3) = 0
Ia, Ib, Ic : Arus input dalam Ampere
I1, I2, I3 : Arus output dalam Ampere