Seorang pemuda kelahiran tahun 1999 ini boleh dibilang mempunyai hobi yang unik. Beliau gemar bermain drone, hiking dan menyukai beragam kerajinan tangan. Semenjak usia 15 tahun Naufal Yazid sudah tertarik pada olahraga memanah, namun karena keterbatasan finansial beliau tidak bisa menyalurkan hobi tersebut.
Baginya, dana bukanlah kendala besar yang bisa 'merobek' hobinya. Hal telah ini ia buktikan selama duduk di Madrasah Aliyah dengan tekun mempelajari teknik-teknik pembuatan busur panah dari internet.
Alhasil, remaja asal kabupaten Bandung ini sudah mampu membuat berbagai model busur panah dari bahan kayu, bambu, fiber, dan PVC. Tidak sedikit orang yang menyukai bahkan membeli produk Yazid Archery.
Awalnya sekedar hobi tetapi karena karya-karyanya di publikasikan di media sosial dan dukungan dari Defi Fahrurrozi, tokoh pembaharu entrepreneur Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung, produk Yazid Archery pun kini semakin dikenal, tidak hanya di kota asal tetapi sudah mencapai luar Bandung bahkan luar Jawa.
Yazid yang kini masih duduk di semester satu UIN Sunan Gunung Djati Jurusan Ekonomi Syariah berencana mambuat workshop baru di sekitar kampus bersama rekan-rekan kuliahnya untuk mengembangkan kerajinan busur panah sekaligus mensosialisasikan orahlaga memanah yang katanya merupakan 'Sunnah Rasul'.
Yazid mengatakan bahwa internet adalah sumber belajar sekaligus pasar. Apapun bisa dipelajari dari internet dan apapun bisa dipasarkan melalui internet. Sumber belajar bisa berupa e-book, blog dan Youtube sedangkan pasar bisa memanfaatkan market place, toko online, dan kehandalan sosial media. Katanya, "Jadikan internet sebagai sumber belajar dan pasar. Jangan puas dengan suatu karya, teruslah berinovasi..!"