Bagi seorang teknisi, simbol-simbol komponen elektronika analog harus benar-benar diketahui bahkan harus faham dan hafal di luar kepala. Bukan saja penting bagi seorang teknisi, tetapi juga sangat penting dikuasai oleh para pecinta dan praktisi di bidang elektronik. Hal ini akan sangat berguna saat membuat dan merancang sebuah karya.
Simbol-simbol ini akan berguna ketika mendesain suatu sistem rangkaian elektronika, ketika melakukan analisa, dan ketika melakukan perbaikan. Bayangkan jika semua itu digambar dalam bentuk asli. Selain sulit, juga akan memenuhi kertas dan akan membingungkan saat dibaca kembali.
Beberapa simbol komponen elektronika analog ada yang sama persis dengan simbol komponen listrik karena memang bentuk fisik dan fungsinya pun sama. Yang membedakan adalah tipe dan besaran dari komponen tersebut, misalnya besarnya konsumsi daya, besarnya arus output, dan tegangan sumber yang diperlukan.
Simbol-simbol yang sama persis tersebut antara lain simbol saklar/switch, sumber tegangan, ground (GND), resistor, kapasitor, fuse, trafo, dan relay. Jika ada perbedaan, hanya pada spesifikasi masing-masing komponen.
Pengetahuan tentang simbol komponen elektronika analog ini tidaklah mutlak harus dikuasai seorang teknisi, terbukti banyak orang yang mahir melakukan reparasi peralatan elektronika tanpa membaca simbol-simbol dalam skema elektronika atau ketika membuat suatu peralatan elektronika seperti power supply dan amplifier.
Namun demikian, pengetahuan ini akan terasa manfaatnya ketika membuat rancangan sistem tanpa perlu membeli komponen elektronika sehingga dapat mengurangi resiko kerugian biaya jika terjadi kerusakan komponen. Selain itu, memungkinkan menjual desain elektronika tanpa perlu merakitnya.
Melalui simbol-simbol standar, sebuah rancangan akan lebih mudah difahami, dianalisa, dijelaskan, dan disebarluaskan kepada publik atau dijual sebagai hasil karya tanpa perlu membangunnya dari kompenen-komponen yang tertuang dalam skema.
Bayangkan saja jika seorang penghobi elektronika berkali-kali melakukan kesalahan ketika merancang sebuah sistem elektronika tanpa menggambar skema terlebih dahulu. Kesalahan tersebut bisa berakibat rusaknya komponen elektronika sehingga harus diganti kemudian merancang ulang.
Jika kerusakan hanya pada komponen resistor 1/2 watt, kerugian biaya tidak akan terasa karena harganya yang murah, tetapi bagaimana jika kerusakan terjadi pada komponen elektronika yang harganya mahal seperti IC, Arduino, trafo dan komponen Sensor.
Untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar akibat rusaknya komponen, maka perlu dilakukan rancangan dan analisa gambar melalui simbol-simbol tadi. Bahkan rancangan tersebut bisa dilakukan dengan bantuan program atau software.
Di bawah ini adalah beberapa simbol komponen elektronika analog yang sering digunakan sehari-hari. Simbol-simbol tersebut sebaiknya diketahui oleh para pelajar SMK khususnya jurusan Elektronika, Elektronika Industri, dan Teknik Transmisi karena dapat mempermudah pemahanan cara kerja sebuah rangkaian.
Semoga bermanfaat.
Simbol Switch (SPDT, DPST, DPDT) |
Simbol Switch (Push-ON, Push-OFF, SPST) |
Simbol Relay (SPDT, DPDT, Selenoid) |
Simbol Sumber Tegangan dan Arus Listrik (DC 9V, AV 10V, Arus 1A, Fuse 1A) |
Simbol Power Supply (Battery 9V, Battery 1,5V, Ground, IC Regulator 5V) |
Simbol Alat Ukur Oscilloscope, Multimeter Analog, Multimeter Digital |
Simbol Oscillator, Optocoupler, Resistor |
Simbol JFET Channal P, JFET Channal N, Lampu Pijar, Lampu Neon |
Simbol Komponen Dioda, Dioda Zenner, Dioda Bridge, Resistor |
Simbol Komponen Condensaror Nonpolar, Condensator Bipolar, Inductor, Trafo |
Simbol Komponen Buzzer, Speaker, Motor, LED |
Simbol Ampere Meter dan Volt Meter |